Pernahkah terlintas dalam benak Anda tentang apa yang akan terjadi jika tidak ada Pertamina sebagai produsen sekaligus penyalur BBM?
*
* *
Pagi itu, udara dingin menusuk pori-pori.
Dengan langkah yang semangat, melawan dinginnya pagi dan demi menyaksikan
matahari pagi yang sudah jarang saya saksikan, saya berjalan menuju dermaga
yang ada di pesisir Pantai Bajang, Bulukumba, Sulawesi Selatan. Sesampainya di
dermaga, dengan sepuas-puasnya saya langsung memandang ke arah tengah laut.
Dari dermaga itu, terlihat beberapa kapal layar jenis phinisi sedang berlabuh
di lautan yang teduh. Membuat suasana pagi itu begitu damai sentosa.
Jelang 15 menit kemudian, perlahan-lahan
matahari mulai menampakkan diri. Pantulan cahayanya dilaut begitu indah. Sambil
menikmati cahaya pagi yang damai, sesekali saya menolahkan pandangan ke kiri
dan kanan dermaga. Hamparan pasir putih dan beningnya air laut membuat suasana
semakin damai. Tak ketinggalan, di bibir pantai beberapa warga mulai
beraktivitas, jendela-jendela rumah mulai dibuka, tampak beberapa nelayan yang
semalam melaut merapikan hasil tangkapannya.
Melihat suasana yang mulai sedikit ramai dan dibarengi
rasa penasaran tinggi, saya pun mendekati tempat nelayan itu. Dari dekat, raut
wajah mereka begitu senang. Sepertinya mereka sedang membicarakan hasil
tangkapannya yang lebih banyak dari sebelumnya. Tak lupa sesekali mereka
bercakap-cakap membicarakan rencana untuk malam nanti, mulai dari persedian
alat tangkap, perahu, hingga bahan bakar tak luput di bahas.
Mendengar mereka membahas masalah bahan bakar,
saya pun lalu bertanya : “Om, biasanya
beli solar atau bensin dimana. Pantai ini kan daerahnya terpencil dan jauh dari
desa lainnya?”
Lelaki yang kebetulan masih keluarga saya,
yang kebetulan juga saya baru tahu karena KKN tidak jauh dari desa itu langsung
menjawab. “Ya, mau nggak mau saya dan
teman-teman harus ke SPBU milik Pertamina di kota dulu. Itu pun belinya untuk
persediaan 2-3 kali melaut”.
Dalam hati, wah… jauh juga ya. Kurang lebih
satu jam hingga satu seperempat jam untuk sampai ke lokasi SPBU tersebut.
Itupun belum di hitung dengan baliknya, yang kalau di total akan memakan waktu
2 hingga 2,5 jam.
Tapi bagi mereka itu bukan masalah, yang
terpenting adalah bahan bakar itu masih tersedia dan bisa untuk melaut. Karena
tanpa bahan bakar itu, mata pencaharian mereka akan hilang. Lautan sudah
menjadi rumah kedua mereka dan tempat mereka menggantung hidup untuk kebutuhan
sehari. Dari hasil melaut, mereka menjualnya ke pasar-pasar yang tidak jauh
dari desa mereka. Bahkan kadang pusat kota Bulukumba, juga seminggu sekali di
bawah ke pelelangan ikan yang ada di Pelabuhan Paotere Makassar.
Semua itu tak lain karena manfaat dari energi
produk yang diproduksi dan disalurkan oleh Pertamina ke SPBU yang ada di
wilayah Sulawesi Selatan, termasuk Kabupaten Bulukumba. Berkat BBM tersebut,
mereka bisa melaut hingga jauh ke tengah laut sana. Bahkan bisa dipasarkan
sampai ke pelabuhan yang ada di wilayah Makassar. Dimana mereka bisa melebarkan
sayap dan menambah pangsa pasar hingga ke luar daerah mereka sendiri.
Hebatnya, mereka melakukan itu dengan saling
bantu membantu antara yang satu dan yang lainnya. Ya, mereka tidak mau sukses
sendirian. Karena bagi mereka, semua yang ada di desa itu adalah keluarga dan
harus saling tolong menolong antar sesama. Antara kelompok yang satu dengan
kelompok yang lainnya saling berbagi pengalaman. Mereka saling memberi
informasi dimana lokasi bisa mendapatkan ikan yang banyak hanya dengan sekali
melaut.
Di pelabuhan kecil di Pesisir Pantai Bajang,
Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, saya merasa beruntung bisa menemukan
sepenggal inspirasi dari warga pesisir. Dengan memanfaatkan energy produk yang
diproduksi dan disalurkan Pertamina, mereka bisa melakukan aktivitas dengan
lancar dan mata pencaharian mereka tetap ada. Hadirnya Pertamina, membantu
kehidupan mereka, sehingga bisa menjalani hidup dengan bahagia.
Energi Pertamina, Energi Kita. Membuat
aktivitas menjadi mudah. Dan pastinya, energi itu bukan hanya untuk orang
berduit saja, tapi juga untuk mereka yang pas-pasan dan tinggal jauh pesisir
sana. Karena energi itu memang dihasilkan untuk semua masyarakat, tanpa
terkecuali.
Warga pesisir Pantai Bajang telah membuktikan
dan merasakan manfaatnya.
BTN Antara,
14 Desember 2017
Support PERTAMINA....
BalasHapusMari kita dukung pertamina menjadi BUMN berkelas dunia. Makasih Pak
BalasHapusMonggo singgah di www.abdulmajid.id