Sepotong Inspirasi dari Pesisir Pantai Bajang - Mozaik Indonesia

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Senin, 18 Desember 2017

Sepotong Inspirasi dari Pesisir Pantai Bajang


Menanti Matahari Terbit di Dermaga Pesisir Pantai Bajang (dok. Pribadi)

Pernahkah terlintas dalam benak Anda tentang apa yang akan terjadi jika tidak ada Pertamina sebagai produsen sekaligus penyalur BBM?
*   *   *
Pagi itu, udara dingin menusuk pori-pori. Dengan langkah yang semangat, melawan dinginnya pagi dan demi menyaksikan matahari pagi yang sudah jarang saya saksikan, saya berjalan menuju dermaga yang ada di pesisir Pantai Bajang, Bulukumba, Sulawesi Selatan. Sesampainya di dermaga, dengan sepuas-puasnya saya langsung memandang ke arah tengah laut. Dari dermaga itu, terlihat beberapa kapal layar jenis phinisi sedang berlabuh di lautan yang teduh. Membuat suasana pagi itu begitu damai sentosa.

Jelang 15 menit kemudian, perlahan-lahan matahari mulai menampakkan diri. Pantulan cahayanya dilaut begitu indah. Sambil menikmati cahaya pagi yang damai, sesekali saya menolahkan pandangan ke kiri dan kanan dermaga. Hamparan pasir putih dan beningnya air laut membuat suasana semakin damai. Tak ketinggalan, di bibir pantai beberapa warga mulai beraktivitas, jendela-jendela rumah mulai dibuka, tampak beberapa nelayan yang semalam melaut merapikan hasil tangkapannya.

Melihat suasana yang mulai sedikit ramai dan dibarengi rasa penasaran tinggi, saya pun mendekati tempat nelayan itu. Dari dekat, raut wajah mereka begitu senang. Sepertinya mereka sedang membicarakan hasil tangkapannya yang lebih banyak dari sebelumnya. Tak lupa sesekali mereka bercakap-cakap membicarakan rencana untuk malam nanti, mulai dari persedian alat tangkap, perahu, hingga bahan bakar tak luput di bahas.

Mendengar mereka membahas masalah bahan bakar, saya pun lalu bertanya : “Om, biasanya beli solar atau bensin dimana. Pantai ini kan daerahnya terpencil dan jauh dari desa lainnya?

Lelaki yang kebetulan masih keluarga saya, yang kebetulan juga saya baru tahu karena KKN tidak jauh dari desa itu langsung menjawab. “Ya, mau nggak mau saya dan teman-teman harus ke SPBU milik Pertamina di kota dulu. Itu pun belinya untuk persediaan 2-3 kali melaut”.

Dalam hati, wah… jauh juga ya. Kurang lebih satu jam hingga satu seperempat jam untuk sampai ke lokasi SPBU tersebut. Itupun belum di hitung dengan baliknya, yang kalau di total akan memakan waktu 2 hingga 2,5 jam.

Tapi bagi mereka itu bukan masalah, yang terpenting adalah bahan bakar itu masih tersedia dan bisa untuk melaut. Karena tanpa bahan bakar itu, mata pencaharian mereka akan hilang. Lautan sudah menjadi rumah kedua mereka dan tempat mereka menggantung hidup untuk kebutuhan sehari. Dari hasil melaut, mereka menjualnya ke pasar-pasar yang tidak jauh dari desa mereka. Bahkan kadang pusat kota Bulukumba, juga seminggu sekali di bawah ke pelelangan ikan yang ada di Pelabuhan Paotere Makassar.

Semua itu tak lain karena manfaat dari energi produk yang diproduksi dan disalurkan oleh Pertamina ke SPBU yang ada di wilayah Sulawesi Selatan, termasuk Kabupaten Bulukumba. Berkat BBM tersebut, mereka bisa melaut hingga jauh ke tengah laut sana. Bahkan bisa dipasarkan sampai ke pelabuhan yang ada di wilayah Makassar. Dimana mereka bisa melebarkan sayap dan menambah pangsa pasar hingga ke luar daerah mereka sendiri.

Hebatnya, mereka melakukan itu dengan saling bantu membantu antara yang satu dan yang lainnya. Ya, mereka tidak mau sukses sendirian. Karena bagi mereka, semua yang ada di desa itu adalah keluarga dan harus saling tolong menolong antar sesama. Antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya saling berbagi pengalaman. Mereka saling memberi informasi dimana lokasi bisa mendapatkan ikan yang banyak hanya dengan sekali melaut.

Di pelabuhan kecil di Pesisir Pantai Bajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, saya merasa beruntung bisa menemukan sepenggal inspirasi dari warga pesisir. Dengan memanfaatkan energy produk yang diproduksi dan disalurkan Pertamina, mereka bisa melakukan aktivitas dengan lancar dan mata pencaharian mereka tetap ada. Hadirnya Pertamina, membantu kehidupan mereka, sehingga bisa menjalani hidup dengan bahagia.

Energi Pertamina, Energi Kita. Membuat aktivitas menjadi mudah. Dan pastinya, energi itu bukan hanya untuk orang berduit saja, tapi juga untuk mereka yang pas-pasan dan tinggal jauh pesisir sana. Karena energi itu memang dihasilkan untuk semua masyarakat, tanpa terkecuali.

Warga pesisir Pantai Bajang telah membuktikan dan merasakan manfaatnya.

BTN Antara, 14 Desember 2017

2 komentar:

  1. Mari kita dukung pertamina menjadi BUMN berkelas dunia. Makasih Pak

    Monggo singgah di www.abdulmajid.id

    BalasHapus

Sepotong Inspirasi dari Pesisir Pantai Bajang

Menanti Matahari Terbit di Dermaga Pesisir Pantai Bajang (dok. Pribadi) Pernahkah terlintas dalam benak Anda tentang apa yang ...